Siapkan Bekal Sebelum Bermedia Sosial

  • Februari 25, 2019
  • By sarahmtv.blogapot.com
  • 0 Comments

Beum lama ini, seorang pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea memberikan klarifikasi terkait hoaks yang beredar ramai di dunia maya dengan menyebut namanya. Hoaks tersebut berisi pernyataan Hotman yang tahu persis bagaimana lahan Prabowo di Kalimantan dan Aceh.

Berita tersebut menjadi hoaks setelah Hotman memberikan klarifikasi melalui akun resminya @hotmanparisofficial bahwa dirinya memberikan tanggapan terkait pernyataan Joko Widodo saat acara debat.

Tidak hanya itu beredar pula kabar dalam bentuk foto dan video bahwa Rocky Gerung masuk Islam hanya karena seorang ustadz mendoakannya masuk Islam. Namun kabar tersebut hanya isapan jempol belaka dan tidak dapat dipertanggunjawabkan kebenarannya. Selain itu, kabar yang telah banyak beredar di whatsapp tersebut masih bisa kita dengar sampai hari ini.

Sejak beberapa tahun terakhir ini, orang Indonesia seperti kebanjiran informasi-informasi hoaks. Tidak jarang, informasi-informasi hoaks tersebut membawa nama instansi pemerintahan, diantaranya Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Kementerian Kesehatan yang telah beberapa kali menjadi korban.

Padahal pada tanggal 17 April nanti kita akan menghadapi Pesta Demokrasi namun berita-berita hoaks masih saja membanjiri berbagai linimasa media sosial sampai saat ini.

Bahkan begitu banyaknya informasi maupun berita hoaks yang tersebar lewat media sosial, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sampai mengeluarkan rilis Daftar Informasi dan Berita Hoaks sepanjang akhir September sampai pertengahan Oktober 2018 lalu.

Pengguna Medsos Meningkat

Tidak mengherankan pula jika di sisi lain, pengguna internet dan media sosial di Indonesia pun semakin meningkat, namun mirisnya hal ini tidak dibarengi dengan bekal literasi digital yang cukup baik sehingga masih banyak yang menerima atau menelan informasi dan berita yang beredar dengan mentah-mentah.

Hasil penelitian We are Social dan Hootsuite yang rilis pada Januari 2018 lalu menunjukkan, dari 265,4 juta total populasi Indonesia sebanyak 132,7 juta adalah pengguna internet, kemudian 130 juta diantaranya ialah pengguna aktif di media sosial dengan berbagai perangkat (handphone, laptop maupun komputer).

Hasil penelitian yang diterbitkan detik.com ini menunjukkan orang Indonesia yang menghabiskan waktu untuk berselancar di internet dengan berbagai perangkat hingga selama delapan jam 51 menit.

Rata-rata mereka berkecimpung di media sosial dengan berbagai perangkat hingga tiga jam 23 menit. Tidak hanya itu, masih dari sumber yang sama, sebanyak 43 persen orang Indonesia masih mengunggulkan Youtube sebagai media paling favorit diantara Facebook, Whatsapp, Instagram, Line, BBM, Twitter dan Google Plus. Lalu apa yang dimaksud dengan media sosial?.

Menurut romelteamedia.com, media sosial
(Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya (internet). Para pengguna Media Sosial atau yang sering disebut dengan User dan para penghuninya yang kini dipanggil dengan WargaNet berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing) kemudian mereka juga membangun jaringan (networking).

Media dan Berita Hoaks

Memberikan penyadaran akan literasi digital atau semacam memberikan bekal sebelum bermedia sosial merupakan salah satu bagian dari amanat Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau UU ITE.

Kemudian bagaimana kita bisa membedakan antara media hoaks dan media mainstream atau media yang nyata? Berikut ciri-ciri media hoaks yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber.

Ciri-ciri media hoaks diantaranya tidak ada susunan Redaksi sebagaimana media mainstream pada umumnya, mereka juga tidak ada Pedoman Media Siber, tidak ada kontak alamat kantor, email maupun telepon.

Ketidakjelasan sumber berita atau informasi yaitu berita atau informasi tersebut tidak bisa diverifikasi kebenarannya dan validitasnya, ada diantara media hoaks dengan menggabungkan media arus utama seperti Tribun, dan sejenisnya, kemudian media tersebut juga tidak berbadan hukum.

Berita hoaks juga dapat kita antisipasi dengan mengenali ciri-cirinya, yaitu selalu dengan kalimat heboh atau hiperbola bahkan menakutkan pembacanya, kemudian tidak ada link maupun kontak resmi dari instansi terkait jika berita tersrbut atas nama instansi dan tidak ada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.

Jangan sampai berita hoaks maupun media sosial merugikan atau menjadi hal yang membawa kemudharatan dan kemunkaran untuk kita sebagai penggunanya. Jika ada orang atau kerabat kita yang membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya, maka sebisa mungkin kita harus mencegah dan melawannya agar hoaks tidak semakin meluas.

Melawan berita maupun media hoaks kapanpun dan dimana pun kita berada merupakan salah satu kontribusi kita agar Pemilu dapat berjalan aman, damai dan berkualitas.

You Might Also Like

0 komentar