QRIS dalam genggaman (Dokumentasi Pribadi)

Tiga tahun lalu saat buku cerita anak saya Seri Ilmuwan Muslimah terbit, para pembeli berdatangan satu per satu. Bersyukur sekali saya mereka yang memesan buku anak solo pertama saya datang dari berbagai wilayah Indonesia.

Tak lama setelah saya mempromosikannya, seorang teman di  negara yang terkenal dengan air mancur Singanya menghubungi saya, dia ingin memesan 10 Paket dan minta dikirimkan ke sana.

Bukan main senang dan bersyukurnya saya saat itu karena membayangkan "anak-anak" saya akan pergi ke Singapura! Padahal saya saja yang "melahirkan" mereka belum pernah ke sana.

Sampailah akhirnya kami di metode pembayaran. Saat itu dia bertanya apakah saya punya rekening bank X karena bank X kerjasama dengan banknya untuk transfer antar negara. Saya yang saat itu baru punya akun Bank Syariah milik bank pemerintah menjawab tidak punya.

Mau tak mau teman saya harus tetap mentransfer walau membutuhkan biaya transfer yang tidak murah, tidak praktis, tidak efisien dan waktu transfer yang sampai ke rekening saya maksimal 3x24 jam lamanya. Penulis buku yang ikut menjualkan bukunya ke luar Indonesia pasti juga pernah merasakan hal yang sama.

Tapi sekarang saya dan teman saya tak perlu merasa risau lagi dengan segala ketidakpraktisan, keribetan, biaya tidak murah dan ketidakcepatan waktu transfer yang pernah ada karena pasca Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali November lalu, terjadi kesepakatan kerjasama konektivitas pembayaran antara Bank Sentral Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura yang meliputi skema pembayaran QR Code dan fast payment untuk UMKM khususnya. (Siaran Pers, bi.go.id). Apakah ini termasuk penulis yang ikut menjualkan bukunya seperti saya? Bisa saja dan akan ada syarat dan ketentuan yang harus saya penuhi juga nantinya.

Lalu enam bulan sesudahnya atau pada 08 Mei 2023, antara Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia meluncurkan QRIS (QR Code Indonesian Standard) Cross Border atau QRIS antar negara. (bi.go.id). Jadi QRIS Cross Border ini bermanfaat sekali untuk rakyat Indonesia yang akan pergi maupun berwisata ke negara-negara tetangga atau sebaliknya mereka yang ingin pergi ke Indonesia.

Asal Muasal QRIS Cross Border

Saya bahkan kamu yang membaca pasti bertanya-tanya darimana asalnya QRIS Cross Border ini? Kenapa pemerintah, dalam hal ini ialah Bank Indonesia, mengeluarkannya? Apa tujuannya?.

Sejak Indonesia menjadi Ketua ASEAN untuk yang kelima kalinya pada awal tahun 2023 dan terlaksananya KTT ke 43 di Jakarta, Indonesia punya misi keren ingin membawa ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia. (indonesia.go.id)

Dari misi itu lahirlah pilar ekonomi yang menghasilkan three strategic thrust yang menjadi 16 Priorities Economic Deliverables, diantaranya ada ekonomi digital untuk memperkuat inklusi keuangan dan interkonektivitas sistem pembayaran regional yang perlu ditingkatkan. (bi.go id). Nah ekonomi digital ini salah satunya menghasilkan QR Cross Border sebagai digitalisasi sistem pembayaran.

Belanja di luar Indonesia bisa pakai Rupiah (Foto: bi.go.id)

Digitalisasi sistem pembayaran, menurut Bank Indonesia dapat meminimalkan risiko dan ekses negatif, mengoptimalkan perkembangan ekonomi digital dan menarik para pemain baru terutama dari generasi muda. (bi.go.id).

Meningkatnya kerjasama ekonomi antara negara-negara ASEAN dan meningkatkan kapasitas di masing-masing negara ASEAN dalam merumuskan strategi literasi finansial juga menjadi bagian dalam tujuan digitalisasi sistem pembayaran. (kominfo.go.id)

Saya tak pernah menyangka sebelumnya, pasca endemi Covid melanda digitalisasi sistem pembayaran bernama QR Cross Border kelak akan bisa mengubah hidup banyak orang di berbagai negara, termasuk rakyat Indonesia dan negara-negara tetangga.

Satu QR untuk Semua

Mengambil momen emas kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2019, Bank Indonesia sukses meluncurkan QRIS yang sampai bulan Juli 2023 transaksinya terus tumbuh sebanyak 84,50 persen nominalnya dan telah mencapai 38,24 juta jumlah pengguna, termasuk saya. (akun IG @bank_indonesia).

Sejak peluncuran itulah, standard QR untuk pembayaran yang memudahkan Customer (konsumen/pembeli) maupun Seller (penjual/pelaku usaha) telah dikeluarkan Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

Nah QRIS ini ibaratnya seperti Toserba atau Toko serba ada dan cukup lengkap pelayanannya karena sudah terintegrasi di aplikasi mobile banking atau mobile payment, menghubungkan dengan sumber dana yang telah familiar seperti tabungan, kartu debet, uang elektronik & kartu kredit, ditambah lagi kita bisa menikmati limit per transaksi sampai Rp 20 Juta. (bi.go.id)

Selain itu kita yang sudah terbiasa memakai QRIS dalam keseharian maka akan tidak kaget lagi saat menggunakan QRIS Cross Border. Karena langkah-langkah penggunaannya hampir sama, hanya saja QRIS Cross Border harus memasukkan nominal dalam mata uang negaranya terlebih dulu.

Kemudian QRIS dan QRIS Cross Border ini manfaat serta keuntungannya sangat banyak!. Diantaranya bukan hanya semakin mempermudah dan menyederhanakan transaksi antara Seller dan Customer, biaya transaksi jadi lebih murah bahkan untuk Seller bisa bebas biaya, transaksi Seller bisa tercatat dan auto masuk rekening, praktis, waktu transfer yang cepat, Seller bisa bebas dari resiko pencurian maupun uang palsu dan lebih efisien yang pastinya.

Melihat manfaat dan keuntungannya yang sangat banyak inilah QRIS Cross Border menerapkan prinsip yang saya akronimkan menjadi CERAH AMANDA yaitu Cepat, Murah, Mudah, Aman dan Handal.

Cepat karena transaksinya real time, murah dengan biaya lebih efisien, mudah yaitu cukup gunakan aplikasi pembayaran Indonesia, Aman karena pembayaran nirsentuh alias tanpa media fisik dan Handal karena transaksi bisa dimana saja serta kapan saja. (bi.go.id).

Hingga kini sudah tercatat delapan aplikasi pembayaran yang bisa menerima scan QR Thailand, mereka adalah Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Central Asia (BCA), DANA, CIMB Niaga, Bank BPD Bali, Bank Sinarmas, Permata Bank dan Bank Mega. Ke depannya aplikasi pembayaran Indonesia akan diperluas lagi partisipasinya, jadi tidak hanya ini saja.

Meski QRIS Cross Border saat ini baru diterima di negara Thailand saja namun Malaysia dan Singapura akan menyusul, ditambah lagi dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Hal paling menariknya lagi nih seluruh merchant Indonesia yang sudah memakai QRIS dalam metode pembayarannya bisa menerima aplikasi pembayaran dari Thailand.

Terakhir untuk melakukan transaksinya mudah saja kok, dalam lima langkah saja kita sudah bisa menikmati hasil transaksinya.

Pertama, buka aplikasi pembayaran.

Kedua, scan QR Thailand atau Malaysia

Ketiga, masukkan nominal dalam Thai Baht atau Malaysia Ringgit.

Keempat, konfirmasi tujuan dan nominal dalam Rupiah

Kelima, masukkan PIN dan ttransaksi kita telah berhasil!. (bi.go.id)

Yuk segera bertransaksi dengan QRIS Cross Border karena QRISnya satu, menangnya banyak!.

Participant of BI Digital Content Competition 2023

"Sebutkan rukun Islam yang pertama?"

"Syahadat!"

"Sebutkan rukun Islam yang kedua?"

"Shalat!"

"Yang ketiga?"

"Berpuasa"

"Yang keempat?"

"Bayar Zakat"

"Yang kelima?"

"Pergi Haji naik pesawat ngeng ngeeengg!"

Sore itu, tepatnya pada puasa hari ketiga, saya mengajak belasan anak-anak untuk menyegarkan memori mereka kembali akan rukun Islam yang berjumlah lima. Mereka adalah para santriwan-santriwati TPA Masjid Jami' Pertiwi, Gendingan, Kota Yogyakarta, yang terlihat semangat sekali jika diajak tepuk ala TPA sebelum berdoa.

Ramadhan di tahun 2022 ini nampak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena di masjid sudah diperbolehkan untuk melakukan kegiatan TPA, walau protokol kesehatan harus lah tetap dijaga. Khusus pada bulan Ramadhan ini pula, anak-anak mengikuti aktivitas TPA setiap harinya dan ikut pengajian berbuka bersama.

Berbuka bersama jama'ah bapak-bapak Dok: pribadi

Sembari menunggu namanya dipanggil untuk TPA, anak-anak bebas bermain, mengeksplorasi seluruh masjid (terkecuali ruang shalat, dimana ada beberapa santri Ma'had Tahfiz sedang hafalan Qur'an di dalamnya) maupun bermain perosotan yang terbuat dari semen dan pasir dan lokasinya berada di halaman.

Agar anak-anak tidak bosan, kegiatan TPA diselingi acara Berkisah pada Ramadhan hari kelima. Dengan mendatangkan salah seorang Pengkisah atau Storyteller asal Jogja, kak Aris namanya.

Duduk rapi mendengarkan kisah (foto: dokumentasi TPA Pertiwi)

Saat kak Aris memulai kisahnya, anak-anak terdiam dan nampak khusyu' seketika. Saya pun ikut takjub dibuatnya. Cara berkisah kak Aris melalui nyanyian, gerakan dan candaan seakan mampu menghipnotis siapapun yang mendengar kisahnya, termasuk beberapa orangtua yang hadir ketika acara.

Tak Sekadar Mengajar

Sebagai salah satu alumni TPA, guru-guru TPA saya dahulu bukan hanya sekadar mengajar namun mendidik juga. Mereka mengamalkan bagaimana mendidik itu ternyata bisa membuat kita bermanfaat untuk sesama. 

Cara mendidik mereka yang menyenangkan dan berkesan juga membekas dalam memori anak-anak saya. Lagipula kalau seorang Guru atau ustadz-ustadzah hanya sekadar mengajar, maka Setan pun mampu melakukannya.

Serunya melakukan aktivitas TPA! Dok : pribadi

Misalnya saja, dalam hadits riwayat Bukhari nomor 2311, salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam Abu Hurairah radhiyallahu'anhu pernah diajari Setan jika hendak tidur untuk membaca ayat kursi agar para Setan tidak mengganggunya. (rumaysho.com)

Meski Setan bisa mengajari manusia tapi Setan tidak bisa mendidik, memberikan keteladanan apalagi menuntun manusia pada jalan kebenaran karena tugas terbesar Setan sejak Nabi Adam 'alayhissalam ialah menyesatkan.

Oleh karenanya saya tak pernah bosan-bosannya mengingatkan para santri yang perempuan agar mereka memakai celana panjang saat memakai gamis plus mengapresiasi jika ada yang sudah memakainya.

Si kembar Azka dan Shafa, Serupa tapi tak sama Dok: pribadi

Bukan hanya mencegah terjadinya pelecehan, namun yang lebih penting lagi ialah membudayakan rasa malu saat aurat mereka kelihatan. Tentu saya memperlihatkan pada mereka (para santri perempuan) bahwa saya sebagai Guru mereka memakai celana panjang juga.

Kemudian masih terkait pendidikan soal aurat, saya juga tak segan menegur dan kerapkali mewajibkan mereka untuk memakai bawahan mukena saat mengaji TPA jika pakaian mereka belum memenuhi standar syariat-Nya, termasuk jika celana panjang yang mereka kenakan ada bolong dimana-mana.

Ada adab yang harus mereka penuhi pula saat akan mengaji TPA, tidak hanya kepada guru-gurunya melainkan kepada Allah juga. Karena suatu saat mereka akan beralih ke kitab suci-Nya, karena kelak salah satu dari mereka akan menggantikan saya.

Selain itu, kalimat-kalimat thayyibah seringkali langsung saya ekspresikan di depan mereka, dengan harapan agar pelan-pelan menjadi suatu kebiasaan, dengan harapan agar kata-kata kasar perlahan menjadi tergantikan. Karenanya agar pendidikan yang saya terapkan melampaui kebermanfaatan, bahkan bernilai kebaikan, maka saya sering mengambil wudhu terlebih dulu sebelum memulai pendidikan.

Berfoto bersama beberapa santri TPA. Dok: pribadi

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jadi Manfaat yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”